Monumen Medan Laga Rejodani, Simbol di Balik Semangat Perjuangan Tentara Pelajar

Monumen Medan Laga Rejodani merupakan monumen yang berada di Jalan Tentara Pelajar Palagan, Dusun Rejodani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, yang dibuat untuk mengenang perlawanan Rakyat bersama Tentara Pelajar kepada Belanda yang terjadi pada tanggal 29 Mei 1949 di Dusun Rejodani. Tentara Pelajar merupakan suatu kesatuan militer yang terdiri dari pelajar yang pada waktu itu ikut mempertahankan kemerdekaan. Dalam perlawanan tersebut, Delapan orang Tentara Pelajar (TP) gugur yang namanya diabadikan dalam monumen tersebut. Kedelapan orang tersebut adalah :
1.    HARSONO
2.    SOEWONO
3.    SOEKAPDI FX
4.    SOEROYO
5.    SOEPANOTO
6.    DARYONO
7.    SOENARTO
8.    ALI BASYAH

Pada awalnya, kedelapan orang Tentara pelajar yang gugur tersebut dimakamkan di tempat didirikannya monumen tersebut dan ketika keadaan sudah pulih kembali, kuburan mereka dipindahkan ke Makam Pahlawan Kusumanegara.

Dalam sebuah Laporan Situasi Perjuangan Pada Kles II Kecamatan Ngaglik yang disusun pada tanggal 8 Mei 1998 oleh Bapak H.M. DACHLAN (salah seorang saksi sejarah) diceritakan bahwa “pada saat itu terjadilah pertempuran sengit antara Tentara Pelajar BE 17 dengan Serdadu Kolonial Belanda. Walaupun keadaan persenjataan kurang seimbang, namun untuk menghalau patroli serdadu Belanda, maka terjadilah tembak-menembak dengan gencarnya sampai kehabisan persediaan peluru yang sangat terbatas adanya. Akhirnya dalam keadaan terdesak dan terkepung, gugurlah delapan orang Tentara Pelajar kita sebagai Pahlawan Bangsa.”

Dari petikan cerita tersebut kita bisa membayangkan betapa besarnya semangat yang dimiliki oleh para pejuang dulu meskipun masih berstatus sebagai pelajar. Usia yang masih sangat muda dan persenjataan yang tidak lengkap bukanlah  alasan bagi mereka untuk tidak ikut dalam usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Semboyan mereka adalah “Merdeka atau Mati”, kalau mereka tidak bisa merasakan kemerdekaan, paling tidak anak cucu mereka dan generasi selanjutnya yang nantinya bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan. Itulah yang ada dipikiran mereka, sungguh luar biasa.

Kita sebagai generasi selanjutnya yang sudah merasakan kemerdekaan yang dipertahankan oleh mereka harus mencontoh semangat mereka. Kalau dulu mereka berjuang mempertahankan kemerdekaan, sekarang kita harus berjuang mengisi kemerdekaan dan melanjutkan cita-cita bangsa yang tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

0 comments:

Post a Comment